BAB I
PENDAHULUAN
Prostat adalah salah satu kelenjar dari
rangkaian system produksi pria.sekret dari prostat bersama secret dari vasikula
seminalis dan kelenjar COWPER merupakan komponen yang terbesar, lebih dari 90%
dari seluruh cairan semen. Se,en tersebut mengandung beberapa bahan yang amat
penting dalam konsentrasi yang tinggi. Bahan-bahan tersebut adalah
prostaglandin(200µ/ml,spermine(3µg/ml),fructose(2mg/ml),asam
sitrat(4mg/ml),protein (40mg/ml)dan beberapa enzyme seperti immunoglobulin,
protease,phospatase dan esterase. Bahan-bahan tersebut sangat penting dalam
menunjang fertilisasi yang natural, memeberi lingkungan yang nyamn dan nutrisi
bagi spermatozoa.Kemungkinan yang lain juga mempunyai daya proteksi terhadap
invasi mokroba pathogen eksternal.Kelenjar prostat mulai terbentuk pada saat
janin berusia 13 minggu yaitu saat
“unfifferetiated gonad”berdeferensiasi sempurna menjadi testis dan sel leydig
mulai memproduksi testosterone.Testosteron ini oleh enzym 5 a reduktase yang ada di daerah sinus
urogenital dirubah menjadi dihidrotestosteron (DHT).
DHT ini
bagi sinus urogenital merupakan pupuk dan merangsang tumbuhnya 5 pasang kuncup
prostat di dinding posterior sinus urogenital.Kuncup terus tumbuh dan ada
minggu ke 16 telah tampak sebagai kelenjar prostat.Struktur lain yang berada
didalam dan dekat prostat yaitu duktus ejakulatorius,vesikula seminalis dan vas
deferens berasal dari duktus WOLFF dan pertumbuhannya karena rangsangan
langsung dari testosteron.pada tahun
1912 LOWSLEY membagi kelenjar prostat dalam 5 lobus yaitu 2 lobus lateral,satu
lobus posterior dan satu lobus medius,serta satu lobus anterior yang telah
artropy saat bayi lahir.
Porsi
tersebar dari prostat,sekitar 95% adalah terdiri dari zona perifer dan zona
sentral.Zona transisi terletak periurethra di sekitar verumontanum dan di zona
inilah terjadi hyperplasia.sedangkan kanker prostat sebagian besar bermula dari
zona perifer.
Menurut
LOWSLEY berdasarkan gros anatomi maka dasar pembagian menurut Mc Neal adalah
normo dan patho-histologi.
Kelenjar
prostat terdiri dari komponen stroma fibromuskular dan komponen
glandular.masing-masing komponen dapat mengalami hyperplasia dan salah satu
komponen menjadi lebih dominan.pada pria dewasa kelenjar prostat berbentuk
seperti konus terbalik yang terjepit.Apeks prostat melekat pada diafragma
urogenital dan basisnya berhubungan dengan leher buli-buli.Disebelah anterior
dari prostat terdapat ligamen puboprostatika .Tepat di sebelah posterokranial
dari prostat terdapat vesikula seminalis
dan ampula vas deferens,yang saluran-salurannya menembus zona sentral dan
bermuara di daerah verumontanum.Lebih ke posterior lagi terdapat fasia
Denonvillier yang memisahkan prostat dengan rektum.Disebelah posterolateral dan
melekat pada kapsul prostat berjalan bundel neurovaskular yang juga memberi
persyaratan untuk penis.
Di
tengah prostat berjalan uretra posterior pars prostatika.Pada pria dewasa
panjang uretra ini,diukur dari leher buli-buli sampai ke verumontanum kurang
lebih 2,5 cm.Berat prostat pada orang dewasa adalah 20 kurang lebih 6
gram.Prostat mendapat darah dari 3 buah arteri yaitu cabang dari arteria vesikalis
inferior.Dua arteri yang lain adalah dari cabang arteri pudenda dan arteri
hemorrhoidalis medius.
Sedangkan
darah dari prostat kembali ke sirkulasi umum melalui pleksus venosus
preprostatika kemudian masuk ke vena iliaka interna.Getah bening dari prostat
mengalir ke kelenjar getah beni ng regional didaerah pre-sakral dan iliaka
interna.Selanjutnya menuju ke kelenjar getah bening iliaka eksterna dan para
aorta.Kelenjar prostat dilengkapi dengan sistem syaraf otonom yang terdiri dari
sistem simpatis dan sistem parasimpatis.Sistem persyarafan otonom ini merupakan
bagian integral dari persyarafan unit vesikourethra yang sangat penting dalam
proses miksi.Sistem simpatis berasal dari medula spinalis torak 11-12 dan
lumbal 1-2.Sistem parasimpatis berasal atau berpusat dimedula spinalis segmen
sakral 2 sampai 4.Sistem ini juga memelihara buli-buli dan uretra melalui serat
dan reseptor cholinergik.
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 LAPORAN PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar
periurethral yang kemudian
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong,
Wim de, 1998).
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).
Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193).
B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Yang jelas adalah kelenjar prostat sangat tergantung pada hormone
androgen.
Deferensiasi jaringan sinus urogenital menjadi kelenjar prostat,
perkembangan serta fungsi yang normal dari prostat dipengaruhi oleh androgen.
Penghilang androgen testicular dapat menyebabkan kelenjar prostat
mengalami regresi. Kastrasi yang terjadi pada masa kanak-kanak dan prepubertas
menyebabkan tidak berkembangnya kelenjar prostat.
Demikian pula dengan pria dengan defisiensi enzyme 5 alpha
reduktase tidak akan menderita BPH.
Faktor lain yang sudah jelas diperlukan untuk terjadinya BPH
adalah proses penuaan atau ageing.
Fakta yang menyokong hal ini adalah tidak ada penderita BPH yang
usianya muda dan makin tua seorang pria makin besar kemungkinannya menderita
BPH.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Kumpulan
gejala yang ditimbulkan oleh BPH disebut sebagai sindroma prostatisme.Karena
sindroma prostatisme tidak patognomonik untuk BPH mka istilah sindroma
peostatisme belakangan ini sering diganti dengan Lower Urinary Tract symptoms (LUTS).
Sindroma
prostatisme dibagi dua yaitu gejala obstruktif dan gejala iritatif :
v
Gejala Obstruktif.
Terdiri dari :
1.
Hesitansi
2.
Pancaran urin yang melemah dan mengecil.
3.
Intermittensi
4.
Terminal dribbling
5.
Terasa ada sisa setelah selesai miksi
v
Gejala Iritatif.
Terdiri dari :
1.
Urgensi
2.
Frekwensi
3.
Disuria
Bila gejala iritasi lebih menonjol harus di
pikirkan penyebab lain selain BPH.pada setiap penderita BPH selalu ada
kemungkinan terjadi retensi urin akut (dekompensata).
D. ANATOMI
FISIOLOGI
Kelenjar prostate adalah suatu kelenjar fibro muscular yang
melingkar Bledder neck dan bagian proksimal uretra. Berat kelenjar prostat pada
orang dewasa kira-kira 20 gram dengan ukuran rata-rata:- Panjang 3.4 cm- Lebar
4.4 cm- Tebal 2.6 cm. Secara embriologis terdiro dari 5 lobur:- Lobus medius 1
buah- Lobus anterior 1 buah- Lobus posterior 1 buah- Lobus lateral 2 buahSelama
perkembangannya lobus medius, lobus anterior dan lobus posterior akan menjadi
saru disebut lobus medius. Pada penampang lobus medius kadang-kadang tidak
tampak karena terlalu kecil dan lobus ini tampak homogen berwarna abu-abu,
dengan kista kecil berisi cairan seperti susu, kista ini disebut kelenjar
prostat. Pada potongan melintang uretra pada posterior kelenjar prostat terdiri
dari:
- Kapsul anatomis
- Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan
jaringan muskuler
- Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian:
·
Bagian luar disebut kelenjar sebenarnya
·
Bagian tengah disebut kelenjar sub mukosal, lapisan ini disebut
juga sebagai adenomatus zone
·
Di sekitar uretra disebut periuretral gland
Saluran keluar dari
ketiga kelenjar tersebut bersama dengan saluran dari vesika seminalis bersatu
membentuk duktus ejakulatoris komunis yang bermuara ke dalam uretra. Pada
laki-laki remaja prostat belum teraba pada colok dubur, sedangkan pada oran
dewasa sedikit teraba dan pada orang tua biasanya mudah teraba.Sedangkan pada
penampang tonjolan pada proses hiperplasi prostat, jaringan prostat masih baik.
Pertambahan unsur kelenjar menghasilkan warna kuning kemerahan, konsisitensi
lunak dan berbatas jelas dengan jaringan prostat yang terdesak berwarna putih
ke abu-abuan dan padat. Apabila tonjolan itu ditekan keluar cairan seperti
susu. Apabila jaringan fibromuskuler yang bertambah tonjolan berwarna abu-abu,
padat dan tidak mengeluarkan cairan sehingga batas tidak jelas. Tonjolan ini
dapat menekan uretra dari lateral sehingga lumen uretra menyerupai celah.
Terkadang juga penonjolan ini dapat menutupi lumen uretra, tetapi fibrosis
jaringan kelenjar yang berangsur-angsur mendesak prostat dan kontraksi dari
vesika yang dapat mengakibatkan peradangan.
E. PATOFISIOLOGI
Umumnya gangguan ini terjadi setelah usia pertengahan akibat
perubahan hormonal. Bagian paling dalam prostat membesar dengan terbentuknya
adenoma yang tersebar. Pembesaran adenoma progresif menekan atau mendesak
jaringan prostat yang normal ke kapsula sejati yang menghasilkan kapsula bedah.
Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung tumbuh ke dalam
menuju lumennya, yang membatasi pengeluaran urin. Akhirnya diperlukan
peningkatan penekanan untuk mengosongkan kandung kemih. Serat-serat muskulus
destrusor berespon hipertropi, yang menghasilkan trabekulasi di dalam kandung
kemih.Pada beberapa kasus jika obsruksi keluar terlalu hebat, terjadi
dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid, berdilatasi dan sanggup
berkontraksi secara efektif.
Karena terdapat sisi urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan
batu kandung kemih. Peningkatan tekanan balik dapat menyebabkan
hidronefrosis.Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan
edema hebat. Edema ini berespon cepat dengan drainage kateter. Diuresis paska
operasi dapat terjadi pada pasien dengan edema hebat dan hidronefrosis setelah
dihilangkan obstruksinya. Pada awalnya air, elekrolit, urin dan beban
solutlainya meningkatkan diuresis ini, akhirnya kehilangan cairan yang
progresif bisa merusakkan kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan serta
menahan air dan natrium akibat kehilangan cairan dan elekrolit yang berlebihan
bisa menyebabkan hipovelemia.Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran
prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius, terjadi
perlahan-lahan.
Pada
tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis
yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian
detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor
akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa
buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika
dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos
keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila
kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan
detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi
lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada
hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.
II.2 ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BPH (BENIGNA PROSTAT HIPERPLASI )
A.
PENGKAJIAN
Sebelum menegakkan diagnose dilakukan
pengkajian untuk mengetahui keadaan umum pasien, diantaranya melalui :
a.
Anamneses
Kumpulan gejala pada BPH dikenal dengan
LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) antara lain : hesitansi, pancaran urine
lemah, inr=termites, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut
gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, rekuensi serta
disuria.
b.
Pemeriksaan
Fisik
·
Dilakukan dengan
pemeriksaan tekanan darah, nadi, dan suhu. Nadi dapat meningkat pada keadaan
kesakitan pada retensi urine akut, dehidrasi, sampai syok pada retensi urine
serta urosepsis sampai syok-septik.
·
Pemeriksaan
abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual untuk mengetahui adanya hidronrefosis
dan pyelonefrosis. Pada daerah supra simfiser pada keadaan retensi akan
menonjol. Saat palpasi terasa adanya ballotemen dank lien akan terasa ingin
miksi. Perkusi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya residual urine.
·
Penis dan uretra
untuk mendeteksi kemungkinan stenose meatus, stricture uretra, batu uretra,
karsinoma maupun fimosis.
·
Pemerikasaan
skrotum untuk menentukan adanya epididimitis.
·
Rectal touch/
pemeriksaan colok dubur bertujuan untuk menentukan konsistensi system
persarafan unit vesiko uretra dan besarnya prostat. Dengan rectal toucher dapat
diketahui derajat dari BPH, yaitu :
1.
Derajat I =
beratnya ± 20 gram
2.
Derajat II =
beratnya antara 20 – 40 gram
3.
Derajat III =
beratnya > 40 gram.
c.
Pemeriksaan
laboratorium
·
Pemeriksaan
darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula di gunakan untuk
memperoleh data dasar keadaan umum klien
·
Pemeriksaan
urine lengkap dan kultur.
·
PSA (prostat
Spesifik Antigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaannya keganasan.
d.
Pemeriksaan
uroflowmetri
salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urine. Secra obyektif pancaran urine dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan penilaian:
salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urine. Secra obyektif pancaran urine dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan penilaian:
1.
Flow rate
maksimal > 15 ml/dtk = border line
2.
Flow rate
maksimal 10 – 15 ml/dtk = border line
3.
Flow rate
maksimal < 10 ml/dtk = obstruktif
e.
Pemeriksaan
imaging dan rontgenologik
1.
BOF (Buik
overzich) : untuk melihat adanya batu dan metastase pada tulang
2.
USG
(ultrasonografi) : digunakan untuk memeriksa konsistensi, volume dan besar
prostat juga keadaan buli-buli termasuk residual urin. Pemeriksaan dapat dilakukan
secara trans rectal, trans uretral dan supra pubik.
3.
IVP(Pyelografi
Intravena) : digunakan untuk melihaty fungsi ekskresi ginjal dan adanya
hidronefrosis.
4.
Pemeriksaan
Panendoskop : untuk mengetahui keadaan uretra dan buli-buli.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERASI
Gangguan eliminasi urine berhubungan
dengan obstruksi eretra ditandai dengan :
·
DS : melaporkan
berkemih tidak lancar serta urine menetes dan sering
·
DO :
inkontinensi, berkemih mendadak, nokturia dan retensi urine
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnose keperawatan
Tujuan : fasilitasi eliminasi urine
1.
Jaga privasi dan
waktu pasien untuk mengosongkan kandung kemih
2.
Bantu kateter
pasien dengan menggunakan guidwire atau melalui cystotomy suprapubik sesuai
indikasi.
a.
Monitor asupan
dan keluaran
b.
Atur kepatenan
kateter
3.
Pendidikan
pasien
·
Jelasakan kepada
pasien mengenai tidak adanya pengobatan gejal akomplikasi BPH, retensi urine,
cystitis, dan peningkatan gejala iritasi saat berkemih . anjurkan agar pasien
melaporkan masalah ini.
·
Ajarkan pasien
melakukan latihan kegel (kegle exercise) sesudah pembedahan untuk membantu
mengontrol saat berkemih:
a.
Kontraksi otot
perineal jika berhenti berkemih atau plastis, tahan selama 10-15 menit,
kemudian relaksasi.
b.
Ulangi selama 15
menit (satu kali); lakukan 15 kali setiap hari
·
Nasihatkan
pasien bahwa gejala iritasi saat berkemih tidak segera hilang sesudah
penyembuhan obstruksi ; gejala akan hilang dengan sendirinya.
·
Beritahukan
kepada pasien untuk menghindari berhubungan intim, mengatur BAB, tidak
mengangkat benda berat dan tidak duduk dalam jangka waktu yang lama selama 6-8
minggu sesudah operasi sebab dapat menyebabkan striktur uretra dan pertumbuhan
prostat kembali sesudah TURP.
4.
Berikan obat
sesuai pesanan dan monitor serta ajarkan pasien tentang efek samping :
a.
Adrenergic blocker,
hipotensi, hipotensi orthostatic, dan syncope (khususnya setelah pemberian
dosis pertama) ; impoten; gangguan penglihatan ; serta hipertensi rebound.
b.
Finasteride
(proscara), disfungsi hepatic, impoten, dan interferens dengan pemeriksaan PSA
c.
Kaji dan ajarkan
pasien mengenai hematuria dan tanda infeksi
Evaluasi
1.
Mengeluarkan
kencing adekuat tanpa urine residu
2.
Menjelaskan
prosedur pembedahan dan komplikasi
3.
Tidak terjadi
infeksi atau perdarahan abnormal.
BEDAH PROSTAT
Bedah prostat bias
adilakukan pada BPH atau kanker prostat. Penatalaksanaan bedah tergantung pada
ukuran kelenjar, beratnya sumbatan, penyakit yang mendasari , dan penyakit
prostat.
PROSEDUR PEMBEDAHAN
1.
Reseksi
transuretra prostat (TUR atau TURP) lebih umum dilakukan tanpa insisi melalui
penggunaan alat endoskopi
2.
Open
prostectomy:
·
Suprapubik,
insisi pada derah suprapubuk dan melalui dinding kandung kemih ; sering
dilakukan pada BPH
·
Perineal, insisi
antara skrotum dan daerah rectal, dilakukan bagi pasien dengan resiko pembedahan.
ASKEP
PRA OPERASI
1. Jelaskan
prosedur dan perawatan pascaoperasi, meliputi drainase kateter,irigasi,dan
pemantauan hematuria.
2. Diskusikan
komplikasi pembedahan dan bagaimana koping pasien :
·
Inkontinesia urine selama lebih dari 1
tahun sesudah pembedahan; latihan kegel akan
membantu mrngontrol urinaria.
·
Ejakulasi retrograt,cairan akan masuk ke
dalam kandung kemih dan keluar melalui
urine dari pada memalui uretra selama hubungan intim; kadang terjadi impoten
sebagai komplikasi open prostectomy.
3. Penatalaksanaan
fecal sesuai resep ,atau instruksikan pasien mengatur BAB di rumah dan puasa
sessudah jam 12 malam.
4. Penatalaksanaan
kardiak secara optimum,respiratori,dan sisten sirkulasi untuk menurunkan resiko
komplikasi.
5. Pemberian
propilaktik antibiotic sesuai dengan resep.
ASKEP
PASCA OPERASI
1. Penatalaksanaan
drainase urinaria dan monitor perdarahan.
2. Lakukan
perawatan luka dan pencegahan infeksi.
3. Monitor
dan cegah komplikasi :
·
Infeksi luka operasi
·
Sumbatan urinaria dan infeksi
·
Perdarahan
·
Tromboplebitis dan emboli pulmonal
·
Incontinensia urinaria dan disfungsi
seksual
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Gangguan
eliminasi urine berhubungan dengan prosedur pembedahan dan pemasangan kateter
urine di tandai dengan :
·
DS : status pembedahan
·
DO : terdapat luka operasi dan kateter
2. Resiko
infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan,imobilitas,dan pemasangan kateter
urine di tandai dengan :
·
DS : status pembedahan
·
DO : imobilitas,terpasang kateter,dan
terdapat luka operasi
3. Nyeri
berhubungan dengan prosedur pembedahan di tandai dengan :
·
DS : laporan adanya nyeri pada luka
operasi
·
DO : adanya luka operasi serta ekspresi
wajah meringis dan menahan sakit
4. Cemas
berhubungan dengan inkontinensia urine,disfungsi seksual di tandai dengan :
·
DS : pasien banhyak bertanya mengenai
kondisi kesehatannya
·
DO : inkontinensia urine dan gangguan
infeksi
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa
1 :
Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan prosedur pembedahan dan pemasangan
kateter urine
tujuan : fasilitasi drainase urine
1. Atur
kepatenan lokasi kateter uretra sesudah pembedahan dengan cara :
a. Monitor
penutup aliran irigasi three-way dan system drainase jika di gunakan
b. Lakukan
irigasi manual 50 ml cairan irigasi dengan menggunakan teknik aseptic
c. Cegah
overdistensi kandung kemih ,karena dapat menyebabkan perdarahan
d. Berikan
antikolinergik sesuai anjuran untuk menggurangi spasme kandung kemih
2. Kaji
tingkat perdarahan dan kandungan ; drainase harus berwarna merah mudah terang
selama di gunakan 24 jam dengan cara :
a. Laporkan
adanya perdarahan berwarna terang dengan meningkatkan viskositas ( arteri )
mungkin di butuhkan tindahkn pembedahan.
b. Laporkan
setiap peningkatan perdarahan yang gelap ( vena ),mungkin di butuhkan gtraksi
kateter sehingga letak balon menekan fosa prastatika.
c. Siapkan
transfusi untuk mengantisipasi terjadi perdarahan.
3. Berikan
cairan infuse sesuai anjuran dan berikan cairan oral jika dapat di toleransi
untuk hidrasi dan pengeluaran urine.
Diagnosa
keperawatan 2:
Resiko infeksi berhubungan dengan insisi pembedahan,imobilitas,dan pemasangan
kateter urine
Pencegahan infeksi
1. Atur
bedrest selama 24 jam dengan monitoring tanda vital,asupan dan keluarkan secara
teratur,dan observasi balutan insisi jika ada.
2. Sesudah
24 jam,lakukan ambulasi untuk mencegah thrombosis,emboli pulmonal,dan pneumonia
hipostatik
3. Observasi
warna urine(gelap),bau,dan evaluasi adannya infeksi
4. Berikan
antibiotic sesuai dengan resep
5. Laporkan
setiap nyeri yang hebat,pembengkakan,dan ketengangan yang menandakan adanya
epididimis dari penyebaran infeksi
6. Kaji
dengan melakukan perawatan parineal jika insisi parineal di lakukan untuk
mencegah kontaminasi feses
Dignosa
keperawatan 3 : Nyeri berhubungan dengan prosedur
pembedahan
Tujuan : hilangkan nyeri
1. Penatalaksanaan
pengobatan nyeri atau monitor PCA sesuai petunjuk
2. Atur
posisi untuk kenyamanan dan beritahukan kepada pasien untuk mencegah
ketegangan,yang akan meningkatkan vena pelvic dan dapat menyebabkan perdarahan.
3. Penatalaksanaan
BAB yang lunak untuk mencegah ketidaknyamanan dari konstipasi
4. Pastikan
kateter berad pada paha dan tuba agar tidak menyebabkan kateter tertarik,karena
dapat menyebabkan nyeri dan potensi perdarahan.
Diagnosa
keperawatan 4 : Cemas berhubungan dengan inkontinensia
urine,disfungsi seksual
Tujuan : hilangkan cemas
1. Jelaskan
keadaan yang sebenarnya tentang ketidaknyamanan pasca bedah dengan cara :
a. Beritahukan
pasien untuk menghindari berhubungan badan,maengatur BAB,tidak mengangkat
berat,tidak duduk terlalu lama selama 6-8 minggu sesudah pembedahan,sampai
terjadi penyembuhan fosa prostatic
b. Nasihatkan
control sesudah pengobatan,sebab striktur uretra dapat terjadi dan pertumbuhan
kembali prostat sesudah TURP.
2. Pastikan
bahwa inkontinensia urinaria ,frekuensi berkemih, mendadak berkemih,dan disuria
dapat terjadi sesuadah kateter di lepas dengan cara :
a. Jika
pasien kembali ke rumah dengan kateter,kateter akan di lepas sekitar tiga
minggu ketika sistogram menunjukan kesembuhan.
b. Diskusikan
pemakaian produk absorben untuk menampung urine
c. Nasihatkan
bahwa inkontinensia dapat terjadi ketika terjadi peningkatan tekanan abdominal
,seperti saat batuk,tertawa,dan tegang.
3. Ajarkan
ukuran untuk mengontrol urinaria
a. Anjurkan
pasien berimajinasi mengenai adanya telur di dalam rectum ,serta lemaskan dan
kencangkan otot untuk memecahkannya
dengan posisi menahan,kemudian relaksasi. Pemakaian otot abdominal akan
meningkatkan inkontinensia
b. Beri
tahu pasien agar berhenti mengeluarkan
kencing sambil menahan selama beberapa detik. Praktikan 10-20 kali sejam sambil
menahan.
4. Beritahukan
resiko penting sesuai anjuran ahli bedah. Ingatkan pasien bahwa fungsi ereksi
mungkin tidaak kembali selama enam bulan
5. Bantu
pasien untuk menguungkapkan ketakutan dan kecemasan berhubungan dengan
potensial kehilangan fungsi seksual dan diskusikan dengan pasangan.
terimakasih informasinya, lengkap dan membantu sekali
BalasHapushttp://acemaxsshop.com/obat-tradisional-kanker-prostat/