LANDASAN TEORI
I.
DEFINISI
Gastritis adalah proses
inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa. ( Soeparman
Waspaji Sarwono, IPD edisi 3, 2001 )
gastritis dibagi menjadi 2
macam :
1. Gastritis akut
Merupkan lesi mukosa akut
berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor agresik atau akibat gangguan
sirkulasi akut mukosa lambung. ( Mansjoer
Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran,
edisi 3, 2001 )
2. Gastritis kronik
Penyebabnya tidak jelas,
sering bersifat multi faktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi .
( Mansjoer
Arief M, dkk, Kapita Selekta Kedokteran,
edisi 3, 2001 )
II.
ETIOLOGI
Penyebab terjadinya Gastritis
tergantung dari typenya :
1. Gastritis Akut, penyebabnya yaitu :
-
Alkohol
-
Obat-obatan
: aspirin, digitalis, yodium, sulfas feros kortison, obat anti inflamasi non
steroid (AINS)
-
Gangguan
mikrosirkulasi mukosa lambung seperti : trauma, luka bakar, sepsis
-
Jenis
bahan makanan : (zat yang terkandung dalam kopi) bahan rempah-rempah seperti :
merica, cuka, asam)
-
Stress
2. Gastritis Kronik
Penyebabnya belum pasti
mungkin berhubungan dengan faktor ras, heriditas psikis dan makanan.
III. PATOFISIOLOGI
Mukosa lambung dengan bantuan
prostaglandin melindungi muskular seluruh dari Arodigestive bila pertahanan
gagal terjadi Gastritis
Setelah
pertahanan syaraf kolioergik, HCl berdifusi kedalam mukosa dan menyebabkan luka
pada pembuluh darah kecil dan menyebabkan oedem. Perdarahan dan erosi pada
dinding gastrik karena perkembangan penyakit, dinding gasrtrik menjadi tipis
dan atrofi
Pada
Gastritis kronis superfioli mukosa hiperemik oedem dan rapuh mungkin terlihat
bercak-bercak perdarahan kecil –kecil dan ulserasi
Pada
Gastritis kronik hipotropik dan atrofi gaster mukosa tipis dan warna berubah
menjadi abu-abu kehijauan, pembuluh-pembuluh darah tampak jelas di daerah yang
tipis sering ada perdarahan
Pada
Gastritis kronik hipertropikans mukosa suram agak membengkak, longgar dan
seperti spons, biasanya dengan modulus yang granuler yang bila besar menyerupai
polip sering terdapat erosi dan uker kecil-kecil
Sebagai
pengganti untuk membedakan dengan ulkus peptikum adakah rasa sakit tidak hilang
setelah makan-makanan yang tidak merangsang (Pain Food Fair), sedangkan pada
ulkus peptikum (Pain-food-Rulef)
v Pohon Masalah
v Gejala Klinis
1. Gatritis akut
-
Nyeri
epigastrum
-
Nausea,
muntah-muntah, anorexia
-
Cepat
sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
2. Gastritis kronik
-
Tampak
pucat, Hb tidak normal
-
Perut
terasa panas
-
Anorexia,
epigstrum terasa tegang
-
BAO/MAO
( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat diketahui dengan biopsi
IV. KOMPLIKASI
1. Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok
hemoragik, khusus untuk perdarahan SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik.
Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik
penyebab utamanya adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak
lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
2. Gastritis Kronik
Perdarahan
saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena gangguan
absorbsi vitamin B12
V.
PENATALAKSANAAN
1. Diet lunak diberikan sedikit-sedikit
tetapi lebih sering
Hindari makanan / bahn-bahan
yang merangsang seperti alkohol dan bumbu dapur.
2. Berikan antasida, kecuai Gastritis
Hipertrofi dan atrofi gaster. Kini Gastritis Hipertrofi dan atrofi gaster
dihubungkan dengan proses autoimun dan adanya anemia, pernisiosa, karena itu
pada kasus ini diberikan kortikosteroid dan vit B12. untuk Gastritis
atrofi dapat diberikan asam seperti asam glutamat, HCl, Glulaptin, enzim-enzim
lambung.
3.
Bila rasa nyeri
tidak hilang dengan antasida berikan oksitosis tablet 15 menit sebelum makan
|
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Anamnese
1. Biodata /identitas klien meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, agama, bahasa, pekerjaan, kebangsaan, alamat, pendidikan,
tanggal MRS, dan diagnosa medis
2. Keluhan Utama
-
Adanya
rasa perih, nyeri epigastrum
-
Adanya
perdarahan / muntah darah
-
Nyeri
setelah / sebelum makan
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Hal ini meliputi keluhan umum
mulai dari sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri perut, pusing, mula,
muntah, nafsu makan menurun, kembung.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji apakah klien pernah
sakit seperti yang dirasakan sekarang atau pernah menderita penyakit keturunan
atau yang lainnya yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan klien.
c. Kebiasaan yang dialami
-
Peminum
alkohol
-
Suka
minum kopi, teh panas
-
Perokok
-
Kebiasaan
makan sedikit, terlambat makan pedas, mengandung gas/asam
-
Kebiasaan
bekerja keras : penyebab makan tak teratur
-
Penggunaan
obat-obatan tanpa resep dokter : aspirin, analgesik, steroid (kolmetaxon) dll
-
Menjalankan
diet ketat.
d. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan klien mengenai
kesehatan dan kebiasaan yang kurang
menjaga kebersihan serta pemakaian obat yang mengiritasi lambung, intake
makanan yang kurang menjaga kebersihan, tidak dimasak dahulu dan sering makan
yang terkontaminasi dengan bakteri.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Pada umumnya klien makan tidak
teratur
3. Pola aktivitas
Pada klien gastritis akan
mengalami gangguan karena selalu terdapat rasa nyeri pada daerah lambung.
4. Pola eliminasi
Pada umumnya pada klien
gastritis tidak ada gangguan atau masalah pada pola eliminasi baik eliminasi
alvi atau uri
5. Pola istirahat dan tidur
Rasa mual, nyeri, yang sering
menyerang epigastrium akan mengurangi waktu dan menjadi gangguan tidur klien
6. Pola sensori dan kognitif
Pada klien gastritis biasanya
tidak ada gangguan pada panca indera
7. Pola persepsi diri
Klien mengalami kecemasan
sebab sering merasa nyeri, mual, muntah
8. Pola hubungan dan peran
Klien masih tetap berinteraksi
dengan orang lain dan hanya perannya yang terganggu karena klien harus banyak
istirahat akibat nyeri yang sering dirasakan
9. Pola reproduksi dan seksual
Pada umumnya klien tidak
mengalami gangguan baik organ maupun kebiasaan sexualitas
10. Pola penanggulangan stres
Cara klien menanggulangi
stress biasanya menggunakan mekanisme koping yang baik jika dimotivasi oleh
keluarga atau perawat
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Kebiasaan agama yang dianut,
kebiasaan beribadah baik di rumah ataupun di rumah sakit
v Inspeksi
-
Pucat,
lemah, adanya perdarahan, mual, muntah
-
Berat
badan menurun
-
Keluar
keringat dingin
v Palpasi
-
Nyeri
tekan kuadran kiri atas
-
Nyeri
epigastrium
-
Turgor
menurun
v Auskultasi
-
Terdapat
peningkatan fisik usus/gaster
v Perkusi
-
Suara
resonan gila pasien kembung
v Tensi menurun, nadi cepat/kecil, suhu
meningkat dan RR menurun. Wajah pucat, mata cowong, turgor kulit menurun,
tektur kulit.
v Kulit kasar
b) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan umum lemah, nyeri
epigastrium, RR meningkat, suhu meningkat, nadi meningkat.
2. Kepala dan leher
Wajah pucat, mata cekung, tidak
ada pembesaran kelenjar thyroid, dan wajah menyeringai kesakitan.
3. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, tekstur
kulit kasar dan kadang sianosis.
4. Sistem respirasi
Tidak ada kelainan pada sistem
respirasi.
5. Sistem kardi vaskuler
terjadi penurunan tekanan darah,
peningkatan nadi dan adanya suara jantung yang irreguler.
6. Sistem gastrointestinal
Terjadi mual, muntah, dan
peningkatan fisik usus/gaster.
7. Sistem genito urinaria
Tidak terdapat
disuria, retensi urine dan inkontinensia
8. Sistem muskuloskeletal
Adanya kelemahan otot karena
kurangnya cairan dan nyeri pada persendian.
9. Sistem endokrin
Tidak ada yang mempengaruhi
terjadinya gastritis dari sistem endokrin.
10. Sistem persyarafan
Motorik dan sensorik tidak ada
gangguan pada umumnya.
c) Pemerisaan Penunjang
Diagnosis dapat ditegakkan dengan DL, BJ
Plasma, kultur
Analisa lambung sekresi : hambatan HCL /
peningkatan HCL
Endoskopi : terdapat luka pada mukosa
gaster
Sinar-sinar barium : terdapat luka pada
gaster / intestinal.
Ø ANALISA DATA
1. Ds :
klien mengatakan nyeri perut bagian kiri atas bila ditekan dan nyeri
Epigastrium.
Do : - klien tampak lemah, pucat
- keluar keringat dingin
- tampak menyeringai menahan rasa nyeri
pada daerah perut
Masalah :
gangguan rasa nyaman (nyeri)
pada perut.
Kemungkinan penyebab :
Peradangan mukosa lambung
akibat peningkatan / penurunan HCL.
2. Ds :
klien mengatakan tidak selera untuk makan
Do : - pasien mual, muntah apabila makan
- mata cowong
- turgor kulit menurun
- BB menurun
3. Ds :
pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
Do :
pasien tampak gelisa, ketakutan dan cemas
Masalah : kurang pengetahuan
tentang penyakit
Kemungkinan penyebab : kurang
informasi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan peradangan mukosa lambung akibat peningkatan atau penurunan HCL ditandai dengan pucat,
lemah, keluar keringat dingin, dan menyeringai kesakitan menahan nyeri.
2. Gangguan keseimbangan nutrisi (kurang dari
kebutuhan) berhubungan dengan asupan
yang kurang ditandai dengan mual, muntah, mata cowong, turgor kulit menurun dan
lemas.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit
berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima. Ditandai dengan pasien
tampak gelisa ketakutan dan cemas.
4. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan
dengan nyeri pada daerah epigastrium ditandai dengan mata pasien tampak
kemerahan, lemah, lesu, pucat dan pasien tampak menyeringai kesakitan.
5. Cemas
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit ditandai
dengan pasien tampak gelisah, ketakutan dan sering bertanya pada perawat
tentang penyakitnya
3. RENCANA TINDAKAN
Ø
Diagnosa 1
Gangguan rasa
nyaman (nyeri) berhubungan dengan peradangan mukosa lambung akibat
peningkatan/penurunan HCl
Tujuan
:
-
Nyeri dapat hilang atau berkurang
Kriteria
hasil :
-
Pasien tampak tenang
-
Nyeri perut hilang
-
Expresi wajah rilex, ceria
Rencana
Tindakan dan Rasional :
1.
Lakukan pendekatan therapeutik pada klien
R/ Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan
2.
Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya
nyeri
R/ Agar pasien mengerti dan dapat menghindari penyebab
3.
Beri kompres air hangat pada daerah perut yang nyeri
R/ Terjadi relaksasi dan mengurangi ketegangan otot-otot
4.
Beri motivasi klien untuk makan teratur
R/ Diet teratur bisa menghindari kerusakan mukosa lambung
5.
Berikan teknik relaxasi pada klien
R/ Agar klien merasa lebih nyaman
6.
Ciptakan lingkungan yang nyaman
R/ Lingkungan yang nyaman menstimulasi pengurangan nyeri
7.
Kaji tingkat nyeri
R/ Deteksi dini untuk tindakan selanjutnya
8.
Observasi TTV pada klien
R/ Untuk mengetahui perkembangan pasien
9.
Kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian antasida
R/ Antasida memberikan keseimbangan asam lambung yang dapat mencegah
terjadinya kerusakan mukosa
Ø
Diagnosa 2
Gangguan
keseimbangan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan mual dan
muntah, anarexia
Tujuan
:
-
kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 3 hari
Kriteria
Hasil :
-
Mual menurun, tidak muntah
-
Turgor baik
-
Kulit lembab, wajah ceria
-
Porsi makan sesuai porsi
-
Klien dapat mempertahankan berat badannya
Rencana
Tindakan :
1.
Beri penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh
dan proses penyembuhan
R/ Pengetahuan yang meningkat dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
2.
Berikan makanan yang menarik dan merangsang selera
makan
R/ Untuk meningkatkan selera makan sehingga meningkatkan intake bagi
tubuh
3.
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
R/ Makanan dalam porsi besar lebih sulit dikonsumsi pasien saat anorexia
4.
Berikan diit tkrp rendah lemak
R/ Meningkatkan asupan gizi yang adekuat mempercepat proses penyembuhan
5.
Timbang berat badan tiap 2-3 hari
R/ Megetahui perkembangan tubuh
6.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nutrisi
parenteral dan robaransia
R/ Dibutuhkan bila intake PO tidak mencukupi dan efek farmakologis
roboransia untuk meningkatkan nafsu makan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari
rencana tindakan meliputi beberapa bagian yaitu validasi, rencana keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data
5. EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan dari
masalah kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Diana (Bovahnam dan Johann C Hoevolly ) Keperawatan
medikal bedah. EGC Jakarta ,1996
2.
Soeparman, Waspadji Sarwono, Buku Ilmu Penyakit Dalam
edisi 3, Balai penerbit FKUI Jakarta, 2001 :127
3.
Mansjoer Arief. M, dkk. Kapita Selekta Kedikteran,
edisi 3. media ausculapius FKUI 2001 : 492
0 komentar:
Posting Komentar